Info Pondok
Sunday, 09 Feb 2025
  • Pondok pesantren ibnu abbas sragen yang beralamatkan di Beku Kliwonan Masaran Sragen Jawa Tengah

Berdo’a kepada Selain Allah adalah Syirik Besar

Diterbitkan : - Kategori : Tak Berkategori

FATWA LAJNAH DAIMAH LILBUHUTS AL-ILMIYAH WALIFTA’

JILID 1 TENTANG AQIDAH

Disusun oleh: ASY-SYAIKH AHMAD BIN ABDURRAZAQ AD-DUWAISY

دعاء غير الله شرك أكبر

السؤال الرابع من الفتوى رقم (5476):

س 4: عندنا فيه رجل يدعى صالح أو من الصالحين وهو حي على وجه الأرض والناس يكرمونه غاية الإكرام, وكل سنة أو على الحول يعملون له الوليمة خاصة من كل رجال القبائل فيأتيه الرجل ويقول له: أنت يا سيدي فلان عشاك عندي على سبيل التبرك, والآخر يقول له: يا سيدي فلان غداك عندي, وأما الوليمة فهي تكون من ذبيحة أو ذبيحتين ويجمع على الوليمة من الرجال حوالي 50 أو 60 رجلا في نفس الليلة أو اليوم ويلقى الذكر إذا كانت الوليمة في الليل, والحاصل: يبلغ تكاليف الوليمة عند الرجل صاحب الوليمة حوالي 100 جنيه, وبعد انصراف الرجل الولي يلحق به الرجل صاحب الوليمة ويعطيه ما لا يقل عن 50 أو 20 جنيه, هذا كل سنة عند الناس الأغنياء, وهو يعلم من يطلب بخاطره أو جاهه عند الله في المغيب, وإليك هذا المثل عندما يمشي الرجل الذي في قلبه عقيدة أنه رجل صالح ويأتي في ظروف كربة فيقول: يا سيدي فلان خاطر بركتك وجاهك عند الله أن تفك لي كرب من كروب الدنيا كمثل مرض أو خوف من طريق أو في ظلام من الليل وهكذا, ويقول له بعد الدعاء: لك مني يا سيدي فلان خمسة جنيه إذا شفيت مرضي أو فك عني خوفي من أي نوع كان, وهذا كله في المغيب, وبعد أن لقى الرجل الصالح قال له: خذ جنيه, فيقول الرجل الصالح: هات الخمسة الذي قلتها لي في ساعة كربك, فيتعجب الرجل المكروب من هذا الأمر وهذا كله في المغيب, فهل هذا الأمر يدل على بشرى عمل الصالح في الرجل المذكور؟ أم هو من عمل العرافين من الغيب والمنهي عنه, ونريد منكم أيضا تفسيرا على هذا الأمر الدال على الصلاح،أو المنهي عنه.

ج 4: أولا: دعاء غير الله من الأولياء والصالحين لكشف ضر أو شفاء مريض أو تأمين طريق مخوف – شرك أكبر يخرج من الإسلام, قال تعالى: وأن المساجد لله فلا تدعوا مع الله أحدا وقال تعالى: ولا تدع من دون الله ما لا ينفعك ولا يضرك فإن فعلت فإنك إذا من الظالمين

ثانيا: ادعاء علم الغيب كفر, قال تعالى: قل لا يعلم من في السماوات والأرض الغيب إلا الله

ثالثا: أما الذبح لغير الله لقصد بركة هذا الولي فهذا لا يجوز, وفاعله ملعون; لما ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: لعن الله من ذبح لغير الله وقال تعالى: قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين وأما إن كان الذبح لقصد تكريم الإخوان وإطعامهم وفعل المعروف فهذا لا شيء فيه.

وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد, وآله وصحبه وسلم.

اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء

عضوعضونائب رئيس اللجنةالرئيس
عبد الله بن قعودعبد الله بن غديانعبد الرزاق عفيفيعبد العزيز بن عبد الله بن باز


Berdo’a kepada Selain Allah adalah Syirik Besar     

Pertanyaan keempat dari fatwa nomor 5476:

Pertanyaan: Di tempat kami ada laki-laki yang dianggap shalih atau termasuk orang yang shalih, ia masih hidup dan orang-orang sangat memuliakannya. Setiap tahun, para pemuka kaum mengadakan jamuan pesta khusus untuknya. Salah seorang mendatangi laki-laki tersebut dan berkata kepadanya: “engkau wahai tuanku Fulan, makan malam anda di tempat saya.”, ia melakukannya untuk tabaruk (memohon barakahnya). Pemuka lain mengatakan: “wahai tuanku Fulan, makan siang anda di tempat saya.” Adapun jamuan pestanya dengan menyembelih satu atau dua hewan dan berkumpul pada acara tersebut sekitar lima puluh atau enam puluh laki-laki dalam satu malam atau satu hari dan dibacakan dzikir jika acara dilaksanakan pada malam hari. Acara ini menghabiskan sekitar seratus pound dan ketika laki-laki sang wali tadi beranjak pergi maka tuan rumah mengikutinya kemudian memberinya tidak kurang dari lima puluh atau dua puluh pound. Acara ini dilaksanakan setiap tahun oleh orang-orang yang kaya. Laki-laki tersebut mengetahui bahwa orang-orang meminta dengan perantaraannya atau kedudukannya di sisi Allah ketika ia tidak bersama mereka. Sebagai contohnya ketika ada seseorang –yang yakin bahwa laki-laki tersebut shalih- sedang berjalan dan ditimpa kesusahan maka ia berkata: “wahai tuanku Fulan, gunakan barakah dan kedudukanmu di sisi Allah untuk menghilangkan kesulitan dunia yang saya alami seperti sakit, takut di perjalanan atau karena gelapnya malam”, demikianlah. Setelah selesai berdo’a, ia berkata: “wahai tuanku Fulan, engkau akan aku beri lima pound jika menyembuhkan sakitku atau menghilangkan ketakutanku dari apa saja”, demikianlah ketika laki-laki tersebut tidak bersama orang-orang (maka ia dimintai pertolongan). Setelah bertemu dengan orang shalih tadi, ia berkata kepadanya: “ambillah uang satu pound ini”. Orang shalih tadi berkata: “berilah lima pound yang kamu katakan akan engkau berikan kepadaku ketika engkau dalam kesulitan.” Maka terkejut dan kagumlah laki-laki yang ditolong itu terhadap perkara yang ia alami padahal laki-laki shalih itu tidak ada saat ia mengatakan hal tersebut. Apakah perkara ini menunjukkan keshalihan perbuatan laki-laki shalih tersebut ataukah perbuatan para peramal yang terlarang? Kami mengharap penjelasan dari anda sekalian, apakah perkara ini menujukkan keshalihan ataukah hal terlarang?            

Jawab: Pertama: Berdo’a kepada selain Allah seperti kepada para wali dan orang-orang shalih untuk menghilangkan kesusahan atau mengobati orang sakit atau agar aman di perjalanan adalah syirik besar yang mengeluarkan pelakunya dari agama Islam. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” Allah berfirman: “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang dhalim.”

Kedua: Mengaku mengetahui ilmu ghaib adalah kekufuran. Allah ta’ala berfirman: Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.”

Ketiga: menyembelih untuk selain Allah dengan maksud mendapat barakah dari seorang wali adalah tidak boleh, pelakunya dilaknat, sebagaimana dalam hadits dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda: “Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah.” Allah berfirman: “Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” Adapun jika menyembelihnya dengan tujuan untuk memuliakan (tamu dari) teman-temannya dan memberi makan kepada mereka serta demi kebaikan maka tidak apa-apa.

Semoga Allah memberi taufiq dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

Komite Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa

Ketua              : Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz                                                                            

Wakil ketua     : Abdurrazaq ‘Afifi

Anggota          : Abdullah bin Ghudayan

Anggota          : Abdullah bin Qu’ud

(Sumber : Fatwa lajnah daimah lilbuhuts al-ilmiyah walifta’ tentang aqidah yang disusun oleh Syaikh Ahmad bin Abdurrazaq Ad-Duwaisy, dari situs www.dorar.net atau mauqi’u ad-durar as-saniyah).

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.