Info Pondok
Sunday, 08 Dec 2024
  • Pondok pesantren ibnu abbas sragen yang beralamatkan di Beku Kliwonan Masaran Sragen Jawa Tengah

Indahnya Saling Menasehati dalam Kebaikan

Diterbitkan :

Manusia hidup di dunia ini saling berdampingan dan saling membutuhkan. Demikian pula dengan kaum muslimin satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Di antara bentuk saling membutuhkan antara seorang muslim dengan saudaranya adalah nasehat. Karena terkadang seseorang lalai sehingga perlu untuk dinasehati dan diingatkan. Berikut ini risalah sederhana tentang nasehat menasehati. Semoga Allah menjadikannya bermanfaat bagi penulis dan kaum muslimin dan semoga membutuhkan berkah serta pahala dari Allah subhanahu wata’aalaa.

Makna Nasehat

Nasehat secara bahasa artinya murni. Sebagaimana makna taubat nasuha adalah taubat yang murni, yakni yang bersih dari niat yang kotor (Mu’jam Al-Ma’aany). Adapun secara istilah, Alkhathabiy berkata: “Nasehat adalah kata yang mencakup arti memberikan kebaikan kepada orang yang dinasihati”. AlJurjany berkata:”Nasehat ialah memurnikan perbuatan dari kotoran-kotoran kerusakan”. Jadi nasehat  adalah perkataan yang berisi ajakan kebaikan dan larangan dari keburukan. (Mausu’ah Akhlak Islamiyyah “Ad-Durar As-saniyah”, 57/2)

Urgensi Nasehat Menasehati

Nasehat adalah sesuatu yang sangat penting dalam agama Islam. Para nabi diutus oleh Allah untuk memberikan nasehat kepada ummatnya . Allah berfirman tentang jawaban nabi Nuh kepada ummatnya: “Aku (Nuh) menyampaikan kepada kalian amanat Tuhanku, memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-A’raf: 62). Allah juga berfirman tentang nabi Hud: “Aku menyampaikan kepada kalian amanat Tuhanku dan pemberi nasehat yang terpercaya kepada kamu.” (QS. Al-A’raf: 68). Sebagaimana Allah juga berfirman tentang Nabi shalih dan Nabi Syu’aib :Kemudian dia (Ṣalih) pergi meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepada kamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasehat.” (QS. Al-A’raf: 79). Maka Syu’aib meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepada kamu dan aku telah menasihati kamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang kafir?” (QS. Al-A’raf: 93).

Saking pentingnya nasehat menasehati Nabi shalallahu’alaihi wasallam menyatakan bahwa agama ini adalah nasehat. Dari Tamim Ad-Dary, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Agama adalah nasehat” . Kami bertanya: untuk siapa ya Rasulullah?. Beliau menjawab: “untuk Allah, kitabNya, RasulNya, para pemimpin kaum muslimin dan masyarakat umum” (HR. Muslim, 55). Nasehat untuk Allah adalah dengan mentauhidkanNya, mengamalkan agama untukNya, menunaikan hakNya, meninggalkan larangan-laranganNya. Nasehat untuk kitab Allah adalah dengan beriman kepadanya, mentadaburinya, mengamalkan isinya, beriman dengan ayat-ayatnya yang mutasyabih, dan berhenti pada batasan-batasannya. Nasehat untuk Rasulullah adalah dengan beriman kepadanya, berhukum dengan syariatnya, percaya dengan apa yang dikhabarkannya, menjalankan perintah-perintahnya, menjauhi larangan-laranganya dan beribadah kepada Allah sesuai dengan petunjuknya. Adapun Nasehat untuk para pemimpin kaum muslimin adalah dengan menginginkan kebaikan untuk mereka, tidak memberontak pada mereka dan menasehati mereka. Sedangkan nasehat untuk masyarakat kaum muslimin adalah dengan menginginkan kebaikan untuk mereka, mencegah keburukan dari mereka, menanggung beban mereka, menghalau madharat dari mereka, memberi makan orang yang kelaparan di antar mereka, menasehat mereka, dan tidak mengganggu mereka. (Syarah kitab sunnah lil barbahari, syeaikh abdul Aziz Ar-Rajihy,, 9/9).  Yang juga menunjukan akan pentingnya nasehat adalah bahwa Nabi menjadikannya dalam baiat. Dari Jabir bin Abdillah beliau berkata: “Aku membaiat (janji setia) kepada Rasulullah untuk mendirikan shalat, menunaikan zakat, menasehati setiap muslim dan menjauhi orang musyrik” (HR. An-Nasai, dinilai shahih oleh Syaikh Al-albany dalam Shahihun Nasai, 4186)

Hukum menasehati adalah wajib, entah yang dinasehati itu orang yang baik atau fasik. Haram hukumnya tidak menasehati kaum muslimin karena  sengaja tidak menasehati mereka adalah bentuk kecurangan kepada mereka dan curang kepada mereka berarti telah curang kepada agama, sedangkan curang kepada agama merupakan pengkhianatan kepada Allah, rasulNya, dan kaum muslimin.(Syarah kitab sunnah lil barbahari, syeaikh abdul Aziz Ar-Rajihy,, 9/9). Maksud dari wajib di sini adalah kifayah, yakni jika sudah ada yang menasehati dan sudah mencukupi maka kewajiban kaum muslimin untuk menasehati sudah gugur.(An-Nasihan, Ahkam wa dhowabith wa aadaab wa tsamaraat, 5)

Adab dalam Nasehat Menasehati ( diringkas dari Mausuah Akhalq waz Zuhdi war-Raqaiq, 24-25/2)

A. Adab Orang Yang Menasehati

Seorang yang menasihati hendaknya memperhatikan adab-adab dalam menasehati. Berikut ini beberapa adab-adab orang yang meanmberik nasehat:

1. Ikhlas dalam menasehati

Jika seseorang mengnginkan nasehat yang ia sampaikan menjadi bernilai ibadah, maka hendaknya ia lakukan dengan ikhlas. Albana berkata: “ Sesungguhnya jika nasehat itu didasari niat yang buruk maka akan menjadi madharat untuk orang yang dinasehati karena terbongkar aibnya, maka kewajiban kita adalah menjadikan nasehat itu murni dan jernih hanya untuk mencari ridho Allah”.

2. Tidak menasehati secara terang-terangan

Imam Syafi’i berkata dalam puisinya: “lindungi aku dengan nasehatmu padaku ketika aku sendiri dan jauhkanlah aku dari nasehat di halayak  manusia. karena sesungguhnya nasehat di khayalak manusia adalah bentuk celaan yang tak rela aku mendengarnya”. Dan dahulu Rasulullah jika ingin menasehati salah seorang hadirin di majelis beliau, beliau berkata: mengapa suatu kaum melakukan ini dan itu, dan kenapa seorang dari kalian melakukan ini dan itu”. Dikatakan dalam sebuah ungkapan: nasehat itu berat maka jangan kau jadikan gunung dan jangan kau jadikan untuk berdebat.

3. Berusaha menjadi teladan

Dahulu ada seseorang yang mengirimkan surat kepada temannya yang isi surat tersebut: “Nasehatilah orang lain dengan perbuatanmu, jangan kau nasehati mereka dengan perkataanmu”

B. Adab Orang Yang Dinasehati

Selain orang yang menasehati, orang yang diberi nasehat juga hendaknya memperhatikan adab-adabnya sebagai orang yang dinasehati. Adapun adab-adabnya adalah sebagai berikut:

1. Menerima nasehat

Dikatakan dalam sebuah ungkapan: terimalah nasehat kebaikan bagaimanapun cara nasehat itu disampaikan dan sampaikanlah nasehat dengan cara yang sebaik mungkin.

2. Berhenti melakukan keburukan setelah dinasehati

Allah berfirman: Dan apabila dikatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah,” bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa. Maka pantaslah baginya neraka Jahannam, dan sungguh (Jahannam itu) tempat tinggal yang terburuk. (QS. Al-Baqarah: 206)

3. Berterimakasih kepada orang yang menasehati

Setelah menerima nasehat hendaknya seseorang berterimakasih kepada yang menasehatinya. Umar bin khatab berkata: “Orang yang paling aku cintai adalah orang yang menjelaskan aibku kepadaku”

Buah Manis dari Saling Menasehati 

Ketika kaum muslimin mau menerapkan apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasulNya, maka pasti akan membuahkan manfaat. Karena Allah maha bijaksana, jadi pasti apa saja yang Ia perintahkan ada hikmah dan manfaatnya meskipun seringkali kita tidak mengetahuinya. Allah berfirman: Mereka (Malaikat) menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh Engkaulah yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah:32)

Demikan pula perintah Allah berupa nasehat-menasehati, jika dijalankan oleh kaum muslimin pasti akan mendatangkan manfaat. dan berikut ini kami sajikan secara ringkas faedah-faedah dari nasehat menasehati (diringkas dari Mausu’ah Akhlak Islamiyyah “Ad-Durar As-saniyah”, 63/2 dengan sedikit tambahan):

  1. Nasihat adalah jantung agama dan inti dari iman maka jika melakukannya akan meraih keberuntungan. ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ashr: Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (QS. Al-Ashr: 1-3)
  2. Bukti mencintai kebaikan untuk orang lain, dan membenci kejahatan untuk mereka.
  3. Mengurangi rasa iri karena orang yang menasehati menginginkan kebaikan bagi orang dinasehati
  4. Terwujudnya lingkungan masyarakat yang sholih.
  5. Merubah perselisihan menjadi kasih sayang
  6. Orang yang menasehati dan yang dinasehati akan sibuk dengan aib masing-masing
  7. Orang yang menasehati pantas mendapatkan kemuliaan
  8. Terpenuhinya hak seorang muslim atas muslim yang lainnya. Ini sebagaimana hadits Nabi: “ Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam, (yang di antara enam hal itu “jika ia minta nasihat maka nasehatilah!” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dinilai shahih oleh syaikh Al-Bany dalam shahih adabil mufrad, 762 )
Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

penulis
Ust. Slamet Nur Raharjo, S.Pdi., Gr., M.Pd.

Tulisan Lainnya

Oleh : Ust. Kholid Syamhudi, Lc., M.Pd.

Ibadah Orang Buta

Oleh : Yonnas Antaliga Saddam, S.Pd.,BA.

Penghasilan Halal

Oleh : Ust. Kholid Syamhudi, Lc., M.Pd.

Beruntunglah Orang yang Dijauhkan dari Fitnah!

Oleh : nugroho

JUMLAH NABI DAN ROSUL

Oleh : Ust. Muslim Atsari

Alloh Melihat Hati Mu dan Perbuatan Mu