Kejadian yang tengah viral saat ini seharusnya menjadi momentum bagi setiap pesantren dan madrasah di negeri ini untuk lebih giat mengajarkan dan mendakwahkan Aqidah Shahihah Ahlussunnah wal Jamaah kepada murid, santri, dan masyarakat. Dalam rangkaian dakwah ini, penting untuk juga memperingatkan adanya kekeliruan dalam toleransi yang kebablasan—sebuah fenomena di mana toleransi dapat melampaui batas hingga mengabaikan prinsip-prinsip dasar agama kita.
Sebagai penyeimbang, mari kita kembali menekankan pentingnya merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman utama dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Dengan berpijak pada sumber-sumber yang sahih ini, kita dapat menjaga keseimbangan antara toleransi dan keteguhan dalam prinsip, serta memastikan bahwa segala bentuk toleransi tidak mengorbankan kebenaran ajaran Islam. Semoga dengan upaya ini, kita dapat membina umat yang tidak hanya bijak dalam berinteraksi tetapi juga teguh dalam memegang ajaran agama yang benar.
Kita dapat menghargai orang lain tanpa mengorbankan prinsip-prinsip Islam. Al-Qur’an dan Sunnah mengajarkan kita untuk berinteraksi dengan penuh sopan santun tanpa melampaui batas ajaran agama kita. Menghormati perbedaan bukan berarti mengagungkan orang lain melebihi kapasitas mereka. Dengan berpegang teguh pada pedoman agama Islam, kita dapat menjaga keseimbangan antara menghargai orang lain dan memelihara kebenaran ajaran Islam. Mari kita terus melaksanakan ajaran ini untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan sesuai dengan prinsip agama kita.
Ditulis oleh Ust Slamet Nur Raharjo M. Pd
Beri Komentar