FATWA LAJNAH DAIMAH LILBUHUTS AL-ILMIYAH WALIFTA’

JILID 1 TENTANG AQIDAH

Disusun oleh: ASY-SYAIKH AHMAD BIN ABDURRAZAQ AD-DUWAISY

الاستعانة بالحي القادر فيما يقدر عليه

السؤال الثاني من الفتوى رقم (4162):

س 2: جاءنا عالم من العلماء الأبرار فقال: إن أولياء الله يقضون للناس حوائجهم عندما يسألونهم من دون الله, واستدل بقول الرسول صلى الله عليه وسلم: إن لله عبادا يفزع الناس إليهم في حوائجهم هم الآمنون يوم القيامة

ج 2: الاستعانة بالحي الحاضر القادر فيما يقدر عليه جائزة, كمن استعان بشخص فطلب منه أن يقرضه نقودا أو استعان به في يده أو جاهه عند سلطان لجلب حق أو دفع ظلم.

والاستعانة بالميت شرك،وكذلك الاستعانة بالحي الغائب شرك; لأنهم لا يقدرون على تحقيق ما طلب منهم; لعموم قوله تعالى: وأن المساجد لله فلا تدعوا مع الله أحدا وقوله سبحانه: ولا تدع من دون الله ما لا ينفعك ولا يضرك فإن فعلت فإنك إذا من الظالمين وقوله عز وجل: ذلكم الله ربكم له الملك والذين تدعون من دونه ما يملكون من قطمير إن تدعوهم لا يسمعوا دعاءكم ولو سمعوا ما استجابوا لكم ويوم القيامة يكفرون بشرككم ولا ينبئك مثل خبير والآيات في هذا المعنى كثيرة, والله المستعان.

وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد, وآله وصحبه وسلم.

اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء

Hukum Meminta Bantuan Kepada Orang Hidup yang Kuasa Melakukannya      

Pertanyaan kedua dari fatwa nomor 4162:

Pertanyaan: seorang ulama’ yang baik datang kepada kami dan berkata: sesungguhnya para wali Allah memenuhi kebutuhan manusia ketika dimintai pertolongan. Beliau berdalil dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang dimintai berbagai kebutuhan manusia, mereka aman pada hari kiamat.     

Jawab: meminta pertolongan kepada orang hidup yang hadir dan mampu melakukan pertolongan tersebut diperbolehkan, seperti seseorang meminta pertolongan kepada orang lain agar meminjami uang atau menolong orang tersebut dengan tangannya atau dengan kedudukannya kepada pengausa untuk menegakkan kebenaran atau mencegah kedhaliman.

Adapun meminta pertolongan kepada orang yang sudah mati maka ini perbuatan syirik, demikian juga meminta pertolongan kepada orang hidup tetapi ghaib (tidak hadir) termasuk syirik; karena mereka tidak mampu mewujudkan apa yang diminta berdasarkan keumuman firman Allah ta’ala: Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. Dan firman-Nya subhanahu wata’ala: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang dhalim. Dan firman-Nya azza wajalla: Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. Dan Ayat-ayat Al-Qur’an lain yang semakna banyak. Allahlah tempat memohon pertolongan.

Semoga Allah memberi taufiq dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

Komite Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa

Ketua              : Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz                                                                             

Wakil ketua     : Abdurrazaq ‘Afifi

Anggota          : Abdullah bin Ghudayan

Anggota          : Abdullah bin Qu’ud

(Sumber : Fatwa lajnah daimah lilbuhuts al-ilmiyah walifta’ tentang aqidah yang disusun oleh Syaikh Ahmad bin Abdurrazaq Ad-Duwaisy, dari situs www.dorar.net atau mauqi’u ad-durar as-saniyah).