FATWA LAJNAH DAIMAH LILBUHUTS AL-ILMIYAH WALIFTA’
JILID 1 TENTANG AQIDAH
Disusun oleh: ASY-SYAIKH AHMAD BIN ABDURRAZAQ AD-DUWAISY
السؤال الأول من الفتوى رقم (9610):
س 1: إن شخصا أقر بكلمة لا إله إلا الله, ومحمد رسول الله, ويؤدي الصلاة في الأوقات الخمس ولكنه يدعو شيئا مع الله تعالى, هل إذا توفي ذلك الشخص يجب عليك أن تشيعه أم لا؟
ج 1: الدعاء نوع من أنواع العبادة وصرف شيء منه إلى غير الله شرك أكبر يخرج عن الإسلام, قال تعالى: ومن يدع مع الله إلها آخر لا برهان له به فإنما حسابه عند ربه إنه لا يفلح الكافرون وقال: ولا تدع من دون الله ما لا ينفعك ولا يضرك فإن فعلت فإنك إذا من الظالمين يعني: المشركين.
وبذلك تعرف أنه لا يجوز لك الصلاة على من يفعل ذلك, ولا تشيع جنازته إذا مات ولم يتب.
وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد, وآله وصحبه وسلم.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو | نائب رئيس اللجنة | الرئيس |
عبد الله بن غديان | عبد الرزاق عفيفي | عبد العزيز بن عبد الله بن باز |
Pertanyaan pertama dari fatwa nomor 9610:
Pertanyaan: Ada seseorang yang mengikrarkan kalimat laa ilaha illallahu wa muhammad rasulullah, melaksanakan shalat lima waktu tetapi ia berdo’a kepada sesuatu disamping berdo’a kepada Allah ta’ala. Jika ia meninggal apakah wajib mengantar jenazahnya?
Jawab: Do’a termasuk bagian dari ibadah, memalingkannya untuk selain Allah merupakan syirik besar yang mengeluarkan dari Islam. Allah ta’ala berfirman: “Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.” Allah juga berfirman: “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang dhalim.” Dhalim di sini maksudnya adalah musyrik (berbuat syirik).
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa anda tidak boleh menshalati orang yang melakukan perbuatan tersebut, demikian juga tidak boleh mengantar jenazahnya jika mati dalam kondisi belum bertaubat kepada Allah.
Semoga Allah memberi taufiq dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Komite Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa
Ketua : Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Wakil ketua : Abdurrazaq ‘Afifi
Anggota : Abdullah bin Ghudayan
(Sumber : Fatwa lajnah daimah lilbuhuts al-ilmiyah walifta’ tentang aqidah yang disusun oleh Syaikh Ahmad bin Abdurrazaq Ad-Duwaisy, dari situs www.dorar.net atau mauqi’u ad-durar as-saniyah).
Beri Komentar