FATWA LAJNAH DAIMAH LILBUHUTS AL-ILMIYAH WALIFTA’
JILID 1 TENTANG AQIDAH
Disusun oleh: ASY-SYAIKH AHMAD BIN ABDURRAZAQ AD-DUWAISY
السؤال الأول من الفتوى رقم (4259):
س 1: ما حكم طالب المدد من شخص ميت بأن يقول: مدد يا فلان, وما الحكم في طلبه أيضا من الأحياء الغير حاضرين لذلك الشخص الطالب للمدد؟
ج 1: أولا: طالب المدد من شخص ميت بأن يقول: مدد يا فلان, يجب نصحه وتنبيهه بأن هذا أمر محرم, بل هو شرك, فإن أصر على ذلك فهو مشرك كافر; لأنه طلب من غير الله ما لا يقدر عليه إلا الله, فقد صرف حق الله إلى المخلوق, قال تعالى: إنه من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار الآية.
ثانيا: طلب المدد من الحي الذي ليس بحاضر لا يجوز; لأنه دعا غير الله وطلب منه ما لا يقدر عليه إلا الله تعالى, وهو شرك أيضا, قال تعالى: فمن كان يرجو لقاء ربه فليعمل عملا صالحا ولا يشرك بعبادة ربه أحدا ودعاء الحي الغائب نوع من العبادة, فمن فعل ذلك نصح, فإن لم يقبل فهو مشرك شركا يخرج من الملة.
وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد, وآله وصحبه وسلم.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو | عضو | نائب رئيس اللجنة | الرئيس |
عبد الله بن قعود | عبد الله بن غديان | عبد الرزاق عفيفي | عبد العزيز بن عبد الله بن باز |
Apa Hukum Seseorang yang Meminta Pertolongan kepada Mayit?
Pertanyaan pertama dari fatwa nomor 4259:
Pertanyaan: Apa hukum orang yang meminta pertolongan kepada mayit dengan mengatakan: tolonglah wahai fulan! Dan apa hukum meminta pertolongan kepada orang yang masih hidup dan tidak hadir pada laki-laki yang meminta pertolongan tadi?
Jawab: Pertama: seseorang yang meminta pertolongan kepada mayit dengan mengatakan: tolonglah wahai fulan! wajib dinasehati dan diperingatkan bahwa perkara tersebut haram bahkan syirik, jika tetap seperti itu maka ia adalah musyrik dan kafir karena meminta kepada selain Allah apa-apa yang tidak bisa melakukannya kecuali hanya Allah. Sungguh ia telah memalingkan hak Allah kepada makhluk, Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka”
Kedua: meminta pertolongan kepada orang yang hidup tetapi tidak hadir di tempat tidak diperbolehkan karena ia berdo’a kepada selain Allah dan meminta kepadanya apa-apa yang tidak dapat melakukannya kecuali Allah ta’ala, dan ini juga syirik.
Allah ta’ala berfirman: “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” sedangkan berdo’a kepada orang hidup tetapi ghaib (tidak hadir di situ) termasuk ibadah. Barangsiapa melakukannya hendaknya dinasehati, jika tidak menerima maka ia adalah orang Musyrik dengan kesyirikan yang mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.
Semoga Allah memberi taufiq dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Komite Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa
Ketua : Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Wakil ketua : Abdurrazaq ‘Afifi
Anggota : Abdullah bin Ghudayan
Anggota : Abdullah bin Qu’ud
(Sumber : Fatwa lajnah daimah lilbuhuts al-ilmiyah walifta’ tentang aqidah yang disusun oleh Syaikh Ahmad bin Abdurrazaq Ad-Duwaisy, dari situs www.dorar.net atau mauqi’u ad-durar as-saniyah).
Beri Komentar