FATWA LAJNAH DAIMAH LILBUHUTS AL-ILMIYAH WALIFTA’
JILID 1 TENTANG AQIDAH
Disusun oleh: ASY-SYAIKH AHMAD BIN ABDURRAZAQ AD-DUWAISY
السؤال الرابع من الفتوى رقم (2450):
س 4: هناك أناس يذبحون على قبر من مات في بلادهم في الزمن القديم،ويقولون بزعمهم: ولي الله فلان ابن فلان, وقد يجعلون لهؤلاء نصيبا في مواشيهم،وحرثهم قاصدين في ذلك التماس البركة وإبعاد البلاء عن عيالهم وما ينتفعون به في معيشتهم.
ج 4: الذبح عند القبور وتخصيص شيء من المواشي ليذبح عندها أو من الثمار والزروع؛ليطعم عندها من الأعمال التي حرمها الإسلام, وتعتبر شركا أكبر إذا قصد بها التقرب إلى الولي أو غيره من المخلوقات, رجاء جلب نفع أو دفع ضر أو رجاء شفاعته عند الله أو نحو ذلك مما يقصده عباد القبور.
وسبق أن ورد إلى اللجنة الدائمة سؤال مماثل لهذا السؤال أجابت عنه بالفتوى رقم (189) الآتي نصها:
س: ما حكم السجود على المقابر والذبح عليها؟
ج: السجود على المقابر والذبح عليها وثنية جاهلية, وشرك أكبر, فإن كلا منهما عبادة, والعبادة لا تكون إلا لله وحده, فمن صرفها لغير الله فهو مشرك, قال الله تعالى: قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين وقال الله تعالى: إنا أعطيناك الكوثر فصل لربك وانحر إلى غير هذا من الآيات الدالة على أن السجود والذبح عبادة, وأن صرفهما لغير الله شرك أكبر, ولا شك أن قصد الإنسان إلى المقابر للسجود عليها أو الذبح عندها إنما هو لإعظامها وإجلالها بالسجود وبالقرابين التي تذبح أو تنحر عندها, وروى مسلم في حديث طويل في باب تحريم الذبح لغير الله تعالى ولعن فاعله, عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه قال فيه: حدثني رسول الله صلى الله عليه وسلم بأربع كلمات: لعن الله من ذبح لغير الله, لعن الله من لعن والديه, لعن الله من آوى محدثا, لعن الله من غير منار الأرض وروى أبو داود في سننه من طريق ثابت بن الضحاك رضي الله عنه قال: نذر رجل أن ينحر إبلا ببوانة, فسأل رسول الله صلى الله عليه وسلم, فقال: “هل كان فيها وثن من أوثان الجاهلية يعبد؟” قالوا: لا, قال: “فهل كان فيها عيد من أعيادهم؟” قالوا: لا, فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أوف بنذرك فإنه لا وفاء لنذر في معصية الله ولا في ما لا يملك ابن آدم.
فدل ما ذكر على لعن من ذبح لغير الله, وفي تحريم الذبح في مكان يعظم فيه غير الله من وثن أو قبر أو مكان فيه اجتماع لأهل الجاهلية اعتادوه وإن قصد بذلك وجه الله.
وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد, وآله وصحبه وسلم.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو | عضو | نائب رئيس اللجنة | الرئيس |
عبد الله بن قعود | عبد الله بن غديان | عبد الرزاق عفيفي | عبد العزيز بن عبد الله بن باز |
Menyembelih Hewan untuk Selain Allah
Menyembelih Hewan di Kuburan dan Mengkhususkan Hewan Ternak untuk Disembelih di Kuburan atau Buah-buahan ataupun Biji-bijian (untuk dihidangkan di sana)
Pertanyaan keempat dari fatwa nomor 2450:
Pertanyaan ke 4: ada beberapa orang menyembelih hewan di atas kuburan orang yang telah lama meninggal di negara mereka. Berdasarkan persangkaan, mereka mengatakan : “Wali Allah fulan bin fulan”. Terkadang mereka memberikan sebagian dari hewan ternak dan hasil tanaman mereka untuk orang-orang yang mati tersebut dengan maksud mencari berkah dan menjauhkan bala’ dari keluarga mereka serta memperoleh hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan mereka.
Jawaban ke 4: Menyembelih hewan di kuburan dan mengkhususkan hewan ternak untuk disembelih di sana atau buah-buahan ataupun biji-bijian untuk dihidangkan di kuburan, termasuk perbuatan yang diharamkan agama Islam. Perbuatan-perbuatan tersebut dianggap syirik besar jika dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada wali atau makhluk lainnya untuk mengharap agar mendatangkan manfaat atau menolak mudharat atau mengharap syafaatnya di sisi Allah ataupun semisalnya yang sering diniatkan oleh para penyembah kuburan.
Pertanyaan serupa pernah datang kepada komite tetap dan telah dijawab dengan fatwa nomor 189, berikut ini teksnya:
Pertanyaan: apa hukum sujud dan menyembelih hewan di atas kuburan?
Sujud dan menyembelih hewan di atas kuburan merupakan bentuk peribadatan kepada berhala pada zaman jahiliyah dan merupakan syirik besar. Hal ini karena keduanya adalah ibadah sedangkan ibadah tidak boleh dilakukan kecuali hanya untuk Allah saja. Barangsiapa melakukannya untuk selain Allah maka dia adalah orang musyrik. Allah ta’ala berfirman: Katakanlah: “Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. Dan Allah juga berfirman: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Dan ayat-ayat lain yang menerangkan bahwa sujud dan menyembelih hewan merupakan ibadah dan memalingkannya untuk selain Allah adalah syirik besar. Tidak diragukan lagi bahwa maksud manusia mendatangi kuburan untuk sujud atau menyembelih hewan di atasnya adalah untuk mengagungkan dan memuliakan penghuninya dengan sujud dan kurban yang disembelih di sana. Imam Muslim meriwayatkan dalam hadits yang panjang dalam bab haramnya menyembelih hewan untuk selain Allah ta’ala dan laknat bagi pelakunya, dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata tentangnya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahu kami empat perkara: Allah melaknat orang yang menyembelih hewan untuk selain Allah, Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang yang melindungi ahli bid’ah, Allah melaknat orang yang merubah patok tanah. Pada riwayat Abu Dawud dalam sunannya dari jalur tsabit bin Adh-Dhahak radhiyallahu ‘anhu berkata: seorang laki-laki bernadzar akan menyembelih seekor unta di Buwanah. Laki-laki itu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka beliau balik bertanya: apakah di sana terdapat salah satu berhala yang di sembah pada masa jahiliyah? Para sahabat menjawab: tidak. Beliau kembali bertanya: apakah digunakan sebagai tempat perayaan mereka? Para sahabat berkata: tidak. Maka Rasulullah bersabda: penuhilah nadzarmu! Sesungguhnya nadzar tidak boleh dipenuhi dalam maksiat kepada Allah dan pada hal-hal yang tidak mungkin dimiliki bani Adam.
Apa yang disebutkan di atas menunjukkan laknat bagi orang yang menyembelih untuk selain Allah atau pengharaman menyembelih hewan di tempat yang diagungkan padanya selain Allah seperti tempat penyembahan berhala, kuburan, atau tempat berkumpulnya orang-orang jahiliyah meskipun penyembelihan itu diniatkan demi wajah Allah.
Semoga Allah memberi taufiq dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Komite Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa
Ketua : Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Wakil ketua : Abdurrazaq ‘Afifi
Anggota : Abdullah bin Ghudayan
Anggota : Abdullah bin Qu’ud
(Sumber : Fatwa lajnah daimah lilbuhuts al-ilmiyah walifta’ tentang aqidah yang disusun oleh Syaikh Ahmad bin Abdurrazaq Ad-Duwaisy, dari situs www.dorar.net atau mauqi’u ad-durar as-saniyah).
Beri Komentar