Info Pondok
Thursday, 27 Mar 2025
  • Pondok pesantren ibnu abbas sragen yang beralamatkan di Beku Kliwonan Masaran Sragen Jawa Tengah

(Hukum) Bersumpah dengan Selain Allah seperti dengan Malaikat, Nabi atau Wali

Diterbitkan : - Kategori : Tak Berkategori

FATWA LAJNAH DAIMAH LILBUHUTS AL-ILMIYAH WALIFTA’

JILID 1 TENTANG AQIDAH

Disusun oleh: ASY-SYAIKH AHMAD BIN ABDURRAZAQ AD-DUWAISY

الحلف بغير الله من ملك أو نبي أو ولي

السؤال الأول من الفتوى رقم (1332):

س 1: ما حكم الحلف بغير الله هل هو شرك أو لا؟

ج 1: الحلف بغير الله من ملك أو نبي أو ولي أو مخلوق ما من المخلوقات محرم؛ لما ثبت عن ابن عمر رضي الله عنهما عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه أدرك عمر بن الخطاب في ركب وعمر يحلف بأبيه فناداهم رسول الله صلى الله عليه وسلم: ألا إن الله عز وجل ينهاكم أن تحلفوا بآبائكم، فمن كان حالفا فليحلف بالله أو ليصمت وفي رواية أخرى عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من كان حالفا فلا يحلف إلا بالله وكانت قريش تحلف بآبائها فقال: لا تحلفوا بآبائكم رواهما مسلم وغيره فنهى النبي صلى الله عليه وسلم عن الحلف بغير الله، والأصل في النهي التحريم، بل ثبت عنه صلى الله عليه وسلم أنه سماه: شركا، روى عمر بن الخطاب رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من حلف بشيء دون الله فقد أشرك رواه أحمد بسند صحيح، ورواه الترمذي وحسنه، وصححه الحاكم عن ابن عمر أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من حلف بغير الله فقد كفر أو أشرك وقد حمل العلماء ذلك على الشرك الأصغر، وقالوا: إنه كفر دون الكفر الأكبر المخرج عن الملة والعياذ بالله فهو من أكبر الكبائر، ولهذا قال ابن مسعود رضي الله عنه: لأن أحلف بالله كاذبا أحب إلي من أن أحلف بغيره صادقا ويؤيد ذلك ما رواه أبو هريرة، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال: من حلف منكم فقال في حلفه: باللات والعزى فليقل: لا إله إلا الله، ومن قال لأخيه: تعال أقامرك فليتصدق رواه مسلم وغيره فأمر صلى الله عليه وسلم من حلف من المسلمين باللات والعزى أن يقول بعد ذلك: لا إله إلا الله، لمنافاة الحلف بغير الله كمال التوحيد الواجب؛ وذلك لما فيه من إعظام غير الله بما هو مختص بالله وهو الحلف به، وما ورد في بعض الأحاديث من الحلف بالآباء فهو قبل النهي عن ذلك جريا على ما كان معتادا في العرب في الجاهلية.

وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد, وآله وصحبه وسلم.

اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء

عضوعضونائب رئيس اللجنةالرئيس
عبد الله بن منيععبد الله بن غديانعبد الرزاق عفيفيعبد العزيز بن عبد الله بن باز


(Hukum) Bersumpah dengan Selain Allah seperti dengan Malaikat, Nabi atau Wali   

Pertanyaan pertama dari fatwa nomor 1332.

Pertanyaan: Apa hukum bersumpah dengan selain Allah, apakah syirik atau tidak?

Jawaban: Bersumpah dengan selain Allah seperti dengan malaikat, nabi, wali atau makhluk lainnya adalah haram; berdasarkan hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya beliau mendapati Umar bin Khaththab dalam sebuah kafilah yang mana ia sedang bersumpah dengan nama kedua orang tuanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memanggil mereka, lalu bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla melarang kalian bersumpah dengan nama orang tua kalian. Barangsiapa bersumpah hendaknya ia bersumpah dengan nama Allah atau (kalau tidak) hendaklah ia diam.” Dalam riwayat lain dari beliau juga bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bersumpah maka janganlah ia bersumpah kecuali dengan menyebut nama Allah.” Dahulu ketika orang-orang Quraisy bersumpah dengan menyebut orang tua mereka, maka Rasulullah bersabda: “Janganlah kalian bersumpah dengan menyebut nama orang tua (nenek moyang) kalian!” kedua hadits ini diriwayatkan Muslim dan selainnya. Hadits ini menunjukkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melarang bersumpah dengan nama selain Allah, hukum asal larangan adalah haram. Bahkan dalam hadits, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutnya sebagai syirik. Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bersumpah dengan sesuatu selain Allah maka sungguh ia telah berbuat syirik.” diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad shahih, dan riwayatkan at-Tirmidzi dan beliau menghasankannya, serta dishahihkan oleh al-Hakim. Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bersumpah dengan menyebut nama selain Allah maka sungguh ia telah kafir atau berbuat syirik.” Para ulama’ membawa makna syirik dalam hadits ini kepada makna syirik kecil, mereka berkata: “Sesunguhnya itu adalah kekufuran dibawah kufur besar yang mengeluarkan dari agama Islam –kita berlindung kepada Allah- kekufuran ini termasuk dosa besar yang paling besar.” Oleh karena itu Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sungguh aku bersumpah dengan nama Allah tetapi berdusta lebih aku sukai daripada aku bersumpah dengan selain-Nya meskipun aku jujur (dalam sumpah tersebut).” Penguat dari hal ini adalah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa dari kalian bersumpah yang ia berkata dalam sumpahnya: ‘Demi Lata dan Uzza’, maka hendaklah ia mengucapkan laa ilaha illallah. Dan barangsiapa berkata kepada saudaranya: ‘Kemarilah! Aku akan berjudi denganmu’, maka hendaklah ia bersedekah.” Hadits diriwayatkan Muslim dan selainnya. Perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada orang yang bersumpah dari kalangan kaum muslimin dengan menyebut nama Lata dan Uzza agar mengucapkan setelah itu: ‘Laa ilaha illallah’ karena bersumpah dengan nama selain Allah meniadakan kesempurnaan tauhid wajib; karena dalam sumpah tersebut terkandung pengagungan selain Allah yang merupakan hak khusus bagi Allah yaitu hendaknya bersumpah dengan nama-Nya. Adapun riwayat dalam beberapa hadits tentang bersumpah dengan nama nenek moyang maka itu terjadi sebelum adanya pelarangan. Hal itu terjadi karena (mengikuti) kebiasaan bangsa Arab pada masa jahiliyah.    

Semoga Allah memberi taufiq dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

Komite Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa

Ketua              : Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Wakil Ketua    : Abdurrazzaq ‘Afifi

Anggota          : Abdullah bin Ghudayan

Anggota          : Abdullah bin Mani’

(Sumber : Fatwa lajnah daimah lilbuhuts al-ilmiyah walifta’ tentang aqidah yang disusun oleh Syaikh Ahmad bin Abdurrazaq Ad-Duwaisy, dari situs www.dorar.net atau mauqi’u ad-durar as-saniyah).

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.