Info Pondok
Tuesday, 15 Oct 2024
  • Pondok pesantren ibnu abbas sragen yang beralamatkan di Beku Kliwonan Masaran Sragen Jawa Tengah

Diperbolehkan Berobat dengan al-Qur’an dan Tidak Diperbolehkan Menjadikannya Sebagai Tamimah (Jimat)

Diterbitkan : - Kategori : Tak Berkategori

FATWA LAJNAH DAIMAH LILBUHUTS AL-ILMIYAH WALIFTA’

JILID 1 TENTANG AQIDAH

Disusun oleh: ASY-SYAIKH AHMAD BIN ABDURRAZAQ AD-DUWAISY

يجوز التداوي بالقرآن ولا يجوز اتخاذ التمائم

السؤال الرابع من الفتوى رقم (2392):

س 4: ما حكم التداوي من القرآن والتراقي به واتخاذ المعوذات والتمائم منه؟

ج 4: أولا: يجوز التداوي بالقرآن؛ لما ثبت في الصحيحين من حديث أبي سعيد الخدري قال: انطلق نفر من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم في سفرة سافروها حتى نزلوا على حي من أحياء العرب فاستضافوهم فأبوا أن يضيفوهم، فلدغ سيد ذلك الحي فسعوا له بكل شيء، لا ينفعه شيء، فقال بعضهم: لو أتيتم هؤلاء الرهط الذين نزلوا لعلهم أن يكون عندهم بعض شيء، فأتوهم فقالوا: يا أيها الرهط، إن سيدنا لدغ وسعينا له بكل شيء لا ينفعه شيء، فهل عند أحد منكم من شيء، فقال بعضهم: نعم، والله إني لأرقي، ولكن استضفناكم فلم تضيفونا فما أنا براق حتى تجعلوا لنا جعلا فصالحوهم على قطيع من الغنم فانطلق يتفل عليه ويقرأ: ” الحمد لله رب العالمين ” فكأنما نشط من عقال، فانطلق يمشي وما به قلبة. قال: فأوفوهم جعلهم الذي صالحوهم عليه، فقال بعضهم: اقتسموا، فقال الذي رقى: لا تفعلوا حتى نأتي رسول الله صلى الله عليه وسلم، فنذكر له الذي كان فننظر ما يأمرنا، فقدموا على رسول الله صلى الله عليه وسلم فذكروا له ذلك فقال: وما يدريك أنها رقية، ثم قال: لقد أصبتم، اقتسموا واضربوا لي معكم سهما

فهذا الحديث يدل على مشروعية التداوي بالقرآن.

ثانيا: أما اتخاذ التمائم منه فذلك لا يجوز في أصح قولي العلماء؛ لعموم الأحاديث الدالة على تحريم تعليق التمائم؛ سدا للذريعة.

وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد, وآله وصحبه وسلم.

اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء

عضوالرئيس
عبد الله بن قعودعبد العزيز بن عبد الله بن باز


Diperbolehkan Berobat dengan al-Qur’an dan Tidak Diperbolehkan Menjadikannya Sebagai Tamimah (Jimat)                 

Pertanyaan keempat dari fatwa nomor 2392.

Pertanyaan: Apa hukum berobat dengan al-Qur’an, ruqyah dengannya, menjadikannya sebagai perlindungan dan sebagai tamimah (jimat)?

Jawab: Pertama, diperbolehkan berobat dengan al-Qur’an berdasarkan hadits dalam shahihain (shahih Bukhari dan Muslim) dari Abi Sa’id al-Khudri berkata: “Serombongan dari sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pergi safar hingga sampai di suatu perkampungan Arab, lalu mereka meminta agar diterima sebagai tamu tetapi penduduk setempat tidak mau menjadikan mereka sebagai tamu. Kepala suku tersengat binatang (kalajengking) lalu mereka mengupayakan berbagai usaha tetapi tidak mendatangkan hasil. Salah seorang dari mereka berkata: ‘Sekiranya engkau mendatangi rombongan yang datang tadi semoga diantara mereka memiliki sesuatu.’ Mereka pun mendatangi para sahabat lalu berkata: ‘Wahai rombongan, sesungguhnya kepala suku kami tersengat kalajengking dan kami sudah mengupayakan dengan berbagai usaha tetapi tidak berhasil, apakah diantara kalian memiliki sesuatu?’ Salah satu sahabat berkata: ‘Ya, sungguh benar-benar saya bisa meruqyah. Tetapi, kami telah meminta untuk dijadikan tamu sedangkan kalian menolaknya, maka saya tidak akan meruqyah sampai engkau memberi kami imbalan.’ Penduduk pun menyepakati akan memberi para sahabat kambing. Berjalanlah sahabat tadi, lalu meniupkan sedikit ludah kepada kepala suku dan membaca: ‘Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam’. (Setelah itu) Seakan-akan kepala suku lepas dari ikatan, lalu beranjak berjalan tanpa sakit lagi. Ia berkata: ‘Lalu mereka menepati janji memberi kambing.’ Salah seorang mereka berkata: ‘Bagilah kambing ini’. sahabat yang meruqyah tadi berkata: ‘Jangan lakukan itu sampai kita mendatangi Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam, lalu kita menyampaikan kepadanya apa yang terjadi dan kita melhat apa yang beliau perintahkan kepada kita. Kemudian mereka menghadap Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam lantas menyampaikan perkara tersebut, lalu Rasulullah bersabda: ‘Apa yang membuatmu mengetahui bahwa al-Fatihah adalah ruqyah?’ kemudian beliau bersabda: ‘Kalian telah berbuat benar, bagilah kambing itu dan berilah aku bagian bersama kalian’.

Hadits di atas menunjukkan disyariatkannya berobat dengan al-Qur’an.

Yang kedua, adapun menjadikan ayat-ayat al-Qur’an sebagai tamimah (jimat) maka tidak diperbolehkan menurut pendapat yang paling benar dari pendapat-pendapat para ulama; berdasarkan keumuman hadits-hadits yang menunjukkan larangan menggantungkan tamimah; demikian juga untuk mencegah madharat yang timbul darinya.

Semoga Allah memberi taufiq dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

Komite Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa

Ketua              : Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz

Anggota          : Abdullah bin Qu’ud                                  

(Sumber : Fatwa lajnah daimah lilbuhuts al-ilmiyah walifta’ tentang aqidah yang disusun oleh Syaikh Ahmad bin Abdurrazaq Ad-Duwaisy, dari situs www.dorar.net atau mauqi’u ad-durar as-saniyah).

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.