Info Pondok
Saturday, 07 Dec 2024
  • Pondok pesantren ibnu abbas sragen yang beralamatkan di Beku Kliwonan Masaran Sragen Jawa Tengah

Bolehkah Muadzin Menerima Upah Bayaran dari Adzan?

Diterbitkan : - Kategori : Fiqih / Ustadz Kholid Syamhudi

Fatwa Bolehkah Mengambil Upah dari Adzan

Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin pernah ditanya tentang hukum mengambil upah dari adzan ?

Maka beliau menjawab, “Tidak boleh mengambil upah dari adzan karena adzan adalah amalan taqarrub dan termasuk kategori ibadah. Sedangkan ibadah tidak boleh dijadikan sarana untuk mengambil upah. Berdasarkan firman Alloh :

مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَزِيْنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيْهِمْ اَعْمَالَهُمْ فِيْهَا وَهُمْ فِيْهَا لَا يُبْخَسُوْنَ – ١٥

15. Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan.

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَيْسَ لَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا النَّارُ ۖوَحَبِطَ مَا صَنَعُوْا فِيْهَا وَبٰطِلٌ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ – ١٦

16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan.

(QS Hud 15-16)

Demikian pula jika ia menghendaki dunia maka batallah amalannya, sehingga tidak sah adzannya. Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintah kami atasnya maka amalannya tertolak.”[1]

Akan tetapi jika yang diterima itu berupa razq maka tidak haram diberikan kepada muadzin dan orang yang mengumandangkan iqomah berupa pemberian dari baitul mal, itulah yang dikenal di masa sekarang ini dengan rotib. Karena baitul mal diadakan untuk kemasalahatan kaum muslimin, sedangkan adzan dan iqomah termasuk kemasalahatan kaum muslimin.

(Sumber : Majmu’ Al Fatawa Wa Rasail Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Dikumpulkan oleh Syaikh Fahd bin Nashir As Sulaiman, Cetakan Pertama, 1419 H, Daru Tsurayya lin Nasyr, XII/163-164).

[1] HR. Muslim

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.