Sudah dimaklumi secara umum pembersihan jiwa (Tazkiyatunnufus) tidak bisa terwujud kecuali dengan amal-amal yang sesuai dengan syariah . Sebagai seorang Muslim tentunya mengetahui dan meyakini Rosulullah sebagai Uswah dan Qudwah yang utama serta dokter hati (Thabib Al Qalb) yang telah mendapat lisensi dari Allah Ta’ala. Sehingga seorang yang melakukan terapi diri dari otak sendiri diumpamakan oleh Ibnul Qoyyim bagaikan seorang yang mengobati penyakitnya sendiri dengan sia-sia, sementara ia meninggalkan dokter spesialisnya, maka keselamatan dan kesempurnaan dalam Tazkiyah tak akan diraih kecuali dengan mencontoh dan menjalani terapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. (lihat dalam kitab Madaarikussalikin juz 2 hal 315)_.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjadikan shalat adalah sarana dan sekaligus tujuan dalam pembersihan jiwa seorang muslim. Bila melihat kepada Shalat yang berupa dzikir, gerakan berdiri, ruku, sujud, dan duduk dengan disertai kekhusuan, didapatkan adanya upaya memusnahkan bibit-bibit kesombongan dan pembangkangan kepada Allah, di samping merupakan pengakuan terhadap rubbubiyah dan hak pengaturan.
Pelaksanaan sholat secara sempurna juga akan dapat memusnahkan bibit-bibit ujub dan ghurur, bahkan semua bentuk kemungkaran dan kekejian. Seperti dijelaskan Allah Ta’ala dalam firmanNya :
“Sesungguhnya shalat dapat mencegah kekejian dan kemungkaran.” (Al-Ankabut 29).
Wallahu a’lam
Ponpes Ibnu Abbas, 17 Juni 2020
Kholid Syamhudi
Yuk salurkan infaq, sedekah dan wakaf anda ke Ponpes Ibnu Abbas As Salafy di http://donasikita.binabbas.org
Beri Komentar